UPAYA MENINGKATKAN, MENSTABILISASI DAN MENGKONSERVASI MIROORGANISME PENAMBAT NITROGEN PADA JAGUNG UNTUK BIDANG PERTANIAN
UPAYA MENINGKATKAN,
MENSTABILISASI DAN MENGKONSERVASI MIROORGANISME PENAMBAT NITROGEN PADA JAGUNG
UNTUK BIDANG PERTANIAN
Latar Belakang
Upaya untuk meningkatakan hasil produksi pertanian salah satunya adalah dengan menggunkan varietas baru yang unggul. Hal ini juga akan diiringi oleh peningkatan kebutuhan unsur hara tanaman. Kebutuhan unsur hara tanaman dapat terpenuhi dengan adanya pemupukan, baik menggunakan pupuk anorganik yang sering digunakan maupun pupuk organik (pupuk organik kompos, kotoran hewan dan organik hayati). Kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman salah satunya adalah nitrogen. Nitrogen memberi pengaruh yang paling kentara diantara unsur lainnya, terutama merangsang pertumbuhan tanaman dan memberi warna hijau daun.
Kandungan
unsur nitrogen selain dapat diperoleh dari pemupukan anorganik dan organik
kompos, maupun kotoran hewan juga dapat diperoleh melalui pupuk organik hayati.
Pupuk ini diproduksi oleh jasa mikroorganisme penambat nitrogen. Mikroorganisme
ini memiliki peranan yang penting dalam meningkatakan ketersediaan nitrogen,
dengan diiringi oleh peningkatan kualitas lahan pertanian yang akan berdampak
pada peningkatan hasil produksi. Hasil penelitian menyatakan bahwa perbandingan
penambatan nitrogen kimia dengan biologi (hayati) memiliki perbandingan yang
cukup signifikan yaitu 1 : 4.
Mikroorganisme penambat nitrogen pada umumnya terdapat pada bakteri tanah yang hidup bebas di daerah perakaran (Azotobacter dan Azospirillum) maupun yang bersimbiotik dengan kacang-kacangan (Rhizobium)(Iswandi, 1989). Penambatan nitrogen udara oleh bakteri yang hidup bebas di rizosfer tanaman tropik tertentu, salah satunya adalah jagung (Zea mays). Bakteri yang terdapat dalam perakaran jagung seperti Azotobacter dan Azospirillum. Kedua bakteri ini hampir memilki fungsi yang sama yaitu pengikat N bebas sehingga bakteri ini mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dalam kimia tanah dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah serta memacu pertumbuhan tanaman.
Jagung (Zea Mays) merupakan tanaman yang bereperan penting dalam pemenuhan sumber karbohidrat bagi tubuh selain gandum dan padi Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. Produksi yang belum optimal salah satu faktor penyebabnya adalah kekurangan unsur hara tanah, seperti Nitrogen. Untuk mendapatkan unsur hara tersebut dibutuhkan adanya pemupukan. Namun pupuk yangs sering digunakan adalah anorganik yang dapat memberi efek buruk jika digunakan secara terus-menerus. Oleh karena itu diperlukan adanya pupuk organik salah satunya pupuk organik hayati yang dapat diperoleh dari mikrooorganisme penambat nitrogen.
Perumusan Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
- Apa
saja jenis-jenis dari mikroorganisme penambat Nitrogen pada tanaman?
- Bagaiamana
sifat-sifat mikroorganisme penambat Nitrogen pada tanaman?
- Faktor
penyebab apa yang menyebabkan terdapatnya miroorganisme penambat Nitrogen pada
tanaman?
- Bagaiman
upaya meningkatkan, menstabilisasi dan mengkonservasi mikroorganisme penambat
Nitrogen pada jagung untuk bidang pertanian?
Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah:
- Mengetahui jenis-jenis mikroorganisme penamabat Nitrogen pada tanaman.
- Mengetahui
dan menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki dari mikroorganisme penambat Nitrogen
pada tanaman.
- Mengetahui
faktor penyebab terdapatnya mikroorganisme penambat Nitrogen pada tanaman,
khususnya jagung.
- Mengetahui dan menjelaskan upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan, menstabilisasi dan mengkonservasi mikroorganisme penambat Nitrogen jagung untuk pertanian.
Jenis-Jenis
Mikroorganisme Penambat Nitrogen
Mikroorganisme penambat
nitrogen terdiri dari 2 amacam yaitu mikroorganisme penambat nitrogen simbiotik
dan non simbiotik. Berikut ini adalah tabel beberapa organisme penambat
nitrogen:
Berdasarkan tabel di atas penambat
nitrogen pada jagung adalah Azotobacter dan Azospirillum. Aotobacter memiliki
beberapa genus di antaranya Azotobacter Chroococum, Azotobacter Vinelandii,
Azotobacter Sp, Azotobacter N.D.93, Azotobacter Kedelai II, Azotobacter Agilis,
Azotobacter Paspali Dan Azotobacter Beijerincki. Sedangkan genus dari
Azospirillum adalah Azospirillum Brasilense, Azospirillum Lipoferum, Azospirillum
Sp, Azospirillum Amazonense, Azospirillum Dobereinerae, Azospirillum Halopraeferens, dan Azospirillum
Irakense.
Sifat- Sifat Mikroorganisme Penambat Nitrogen Pada Jagung
·
Penambat
nitrogen Azotobacter
Azotobacter
bersifat aerob obligat, namun enzim nitrogenasenya sangat sensitif terhadap O2 sama seperti nitrogenase lainnya,
oleh kerena itu Azotobacter melakukan respirasi tinggi untuk melindungi
nitrogenase dari O2 sehingga konsentrasi O2 intraseluler pada Azotobacter
relatif lebih sedikit. Azotobacter merupakan bakteri fiksasi N2 yang mampu
menghasilkan substansi zat pemacu tumbuh giberelin dan sitokinin sehingga dapat
memacu pertumbuhan akar. Organisme ini dapat menjelaskan pengaruh keuntungan dalam
meningkatkan tingkat perkecambahan biji, pertumbuhan tanaman, tegakan tanaman
dan pertumbuhan vegetatif.
·
Penambat
Nitrogen Azospirillum
Azospirillum memiliki
sifat yang berbeda dari azotobacter meskipun
keduanya sama-sama bakteri penambat nitrogen pada jagung. Bakteri ini ketika berasosiasi dengan perakaran tidak dapat
menambat nitrogen, akan tetapi pengaruhnya adalah meningkatkan penyerapan
nitrogen yang ada di dalam tanah. Bakteri ini dapat meningkatkan efisiensi penyerapan
nitrogen dan menurunkan kehilangan akibat pencucian, denitrifikasi atau bentuk
kehilangn nitrogen lain serta dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman melalui pasokan nitrogen udara, pasokan pengatur tumbuh, mengurangi
kompetisi dengan mikroba lain dalam menambat nitrogen, atau membuat kondisi
tanah lebih menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman.
Faktor yang
Mempengaruhi Penambatan Nitrogen Pada Jagung
Faktor-faktor yang
mempengaruhi penambatan nitrogen non simbiotik (Azotobacter dan Azospirillum)
adalah faktor lingkungan, terutama ciri kimia dan fisika habitatnya. Faktor
faktor tersebut meliputi:
a.
Ketersediaan senyawa
nitrogen
Jasad
mikro penambat N2 pada umumnya juga mampu menggunakan amonium, nitrat, dan
senyawa nitrogen organik. Amonium lebih
disukai dan bersama-sama dengan senyawa-senyawa yang dapat diubah menjadi
amonium (seperti urea dan nitrat) merupakan penghambat penambatan nitrogen yang
paling efektif.
b. Kesedian
nutrien anorganik
Jika
jasad mikro penambatan nitrogen ditumbuhkan pada media yang mengandung
garam-garam amonium dan senyawa nitrogen lainnya, beberapa
nutrien
anorganik diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daipada medium tersebut bebas
dari nitrogen.
c.
Macam sumber energi
yang tersedia
Bagi
jazad heterotrof, tersedianya sumber energi merupakan faktor utama yang
membatasi laju dan besarnya asimilasi N2. Penambatan gula sederhana, selulosa,
jerami, atau sisa-sisa tanaman dengan nisbah C/N yang tinggi sering sekali
meningkatkan dengan nyata transformasi N
d. pH
pH
mempunyai pengaruh yang nyata, Azotobacter dan Sianobakteri tergolong
sangat
peka pada tanah-tanah dengan pH kurang dari 6,0 sedangkan Beijerinckia tidak
peka dan dapat tumbuh dan menambat N2 pada pH 3-9.
e.
Kelembaban tanah
Kelembaban
tanah sering kali menentukan laju penambatan nitrogen dan kandungan air optimum
tergantung pada tanah yang bersangkutan dan jumlah
bahan
organik yang tersedia. Bila kelembaban
terlalu tinggi maka keadaan aerobik berubah menjadi anaerobik.
f.
Suhu
Suhu
optimum bagi penambatan nitrogen adalah suhu sedang. Penambatan
terhenti
pada suhu beberapa derajat di atas suhu optimum. Di beberap daerah
beriklim
sedang bagian Utara didapati bahwa penambatan nitrogen masih berlangsung
sekalipun pada musim dingin. Jazad mikro
pelakunya diperkirakan algae atau lumut kerak.
g. Sumber
energi
Penambatan
nitrogen oleh bakteri penambat ditentukan oleh supply energi. Ketersediaan
senyawa karbon merupakan faktor pembatas utama bagi pertumbuhan dan aktivitas
dari bakteri yang bersifat heterotropik, karena mikroorganisme ini membutuhkan
senyawa organik sebagai sumber energi dan sumber karbon.
h. Reaksi
tanah
pH
mempengaruhi lingkungan tumbuh dari mikroorganisme tanah. Tanah yang masam akan
menghambat pertumbuhan bakteri.
i.
Oksigen dalam tanah
Peningkatan
supply oksigen akan menurunkan aktivitas dari bakteri penambat nitrogen ini,
oleh karena itu bakteri harus mempertahankan konsentrasi oksigen yang cukup
rendah dalam tubuhnya.
Upaya Meningkatan Penambat Nitrogen pada Jagung
Berikut
adalah upaya meningkatkan penambat Nitrogen (Aotobacter dan Azospirillum) pada
jagung untuk bidang pertanian:
- Meningkatkan ketersediaan
senyawa karbon dengan melakukan peningkatan pada ketersediaan bahan organik
sebagai sumber energi.
- Mengusahakan kondisi
tanah dengan kadar pH yang tidak terlalu masam.
- Mengurangi ketersediaan
oksigen dalam tanah agar aktivitas daripada bakteri tidak mengalami penurunan.
- Mengusahakan agar suhu
berada pada suhu sedang, dengan cara melakukan manipulasi suhu seperti halnya
manipulasi iklim.
- Menambahakan pupuk
fosfat dan kandang.
Upaya Menstabilisasikan Penambat Nitrogen pada
Jagung
Berikut adalah upaya menstabilisasi penambat
Nitrogen (Azotobacter dan Azospirillum) pada jagung untuk bidang pertanian:
- Mempertahankan
ketersediaan senyawa karbon dengan menyediakan bahan organik sesuai kebutuhan
yang diperlukan bakteri.
- Mengusahakan
kondisi tanah dengan pH yang sesuai kebutuhan bakteri, dalam artian tidak
melebihi kebutuhan, sehingga dikhawatirkan bakteri akan berkembang tak
terkendali.
- Apabila
terjadi ledakan perkembangan bakteri maka dapat dilakukan penambahan pupuk
nitrogen untuk mengendalikannya.
Upaya Mengkonservasi Penambat Nitrogen pada Jagung
Berikut adalah upaya mengkonservasi
penambat Nitrogen (Aotobacter dan Azospirillum) pada jagung untuk bidang
pertanian:
- Meningkatkan keberadan
pupuk kandang sebagai ajang perkembangan azotobacter dan azospirillum. Melalui
peningkatan pupuk kandang ini maka keberadaan dari bakteri tersebut akan
terkonservasi.
- Mengkonservasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penambatan nitrogen. Seperti: Meningkatkan dan membudidayakan keberadaan bahan organik dengan cara menciptakan kondisi yang cocok bagi penambatan nitrogen melalui pengembangan padang rumput beserta perakarannya.
Daftar Pustaka
Danapriatna, Nana. 2010.”Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah”. Biokima Penmabatan Nitrogen oleh Bakteri Non Simbiotik,(online), Vol.1, No.2, (http://ejournal-unisma.net, diakses 15 Oktober 2016).
Iswandi, M. 1989. Biologi Tanah dalam Praktik. Bogor: Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.
Setiawati, Mieki Rochimi dan Eko Pranoto. 2014. “Jurnal Penelitian Teh dan Kina”. Pengujian Kapasitas Penambatan Nitrogen Azotobacter sp Indigen dan Eksogen secara In-Vitro pada Tanah Andisol Areal Pertanaman Teh, (Offline), Vol.17, No.1.
Widawati, Sri dan Suliasih. 2015. Peningkatan Hasil Jagung dengan Menggunakan Pupuk Organik Hayati (POH). PROS SEMNAS MASY BIODIV INDON. Bogor.
Disusun oleh:
1. Diana Mubarokah (15321100064)
2. Sindhya Ulfa Pratama (150321100007)
3. Ayunda Putri Diartuti (15032110012)
4. Lilik Zainiyah (150321100041)
5. Mahbubi (150321100093)
· I
·
·
Komentar
Posting Komentar