MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN PENDEKATAN ISLAMI DAN ALAM SEBAGAI WUJUD MENUJU PPP SETENGAH ABAD

MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN PENDEKATAN ISLAMI DAN ALAM SEBAGAI WUJUD MENUJU PPP SETENGAH ABAD

        Sistem pemerintahan yang dianut oleh beberapa negara di dunia salah satunya Indonesia adalah demokrasi. Sistem ini mengacu pada kepentingan rakyat. Seperti pendapat Abraham Lincoln yang menyatakan bahwa demokrasi berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (Sulisworo, d.kk, 2012). Demokrasi yang diaplikasikan di Indonesia adalah demokrasi pancasila, dimana paham utamanya bersumber pada dasar negara. Penerapan sistem demokrasi ini menyebabkan banyak berkembangnya partai politik. Mengingat mekanisme demokrasi yang digunakan dalam memilih wakil rakyat adalah PEMILU (Noviati, 2013). Banyak partai politik yang berkembang salah satunya adalah PPP.

      PPP merupakan salah satu partai politik yang sudah berdiri hampir setengah abad. Partai ini terbentuk sebagai akibat dari gabungan 4 partai besar berbasis islam. Meskipun partai ini menggunakan asas islami, namun tetap berdasarkan pancasila. Menuju usia setengah abad, PPP berusaha untuk tetap menjalankan visinya dengan baik (Afif, 2021). Semakin bertambahnya usia semestinya dapat menjadikan partai ini menjadi lebih baik. Resolusi menjadi pondasi untuk menuju terciptanya partai politik yang sesuai visi, maju dan berkembang. Salah satu bidang yang perlu dikembangkan adalah pendidikan.

       Berdasarkan platform yang dimiliki oleh PPP terbagi menjadi beberapa bidang yaitu agama, politik, ekonomi, hukum, sosial, pengetahuan dan keterampilan, dan pendidikan (Afif, 2021). Platform pendidikan menjadi salah satu bidang yang dapat menentukan terbentuknya generasi penerus yang berkarakter berdasarkan agama dan pancasila. Sektor ini menunjukkan bagaimana perkembangan sumberdaya manusianya. Berdasarkan perspektif ekonomi, sosial, budaya dan politik, pendidikan harus mampu mengembangkan kapasitas individu agar menjadi warga negara yang baik, yang memiliki kesadaran akan hak dan tanggungjawab dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam jangka panjang, pendidikan mampu menghasilkan masyarakat terpelajar dan berpendidikan yang membentuk criticall mass (Suryana, 2013). Salah Satu bentuk pendidikan yang dapat membentuk generasi emas Indonesia adalah pendidikan karakter.

        Pendidikan karakter merupakan langkah penanaman kecerdasan dalam berfikir, penghayatan dalam sikap dan pengamalan dalam perilaku yang sesuai nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diaplikasikan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya (Zubaedi, 2011). Tujuan dari pendidikan karakter yaitu membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan teknologi yang seluruhnya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berlandaskan pancasila (Fakrur, 2012). Oleh karena itu pentingnya penerapan pendidikan karakter bagi setiap individu, khususnya generasi muda.

         Permasalahan yang terjadi di Indonesia yaitu adanya degradasi moral. Peristiwa ini rata-rata terjadi pada generasi muda, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga lainnya. Maraknya pergaulan bebas, seks bebas, narkoba, perkelahian, pembunuhan, pencurian, perampokan, bullying, tawuran, pesta miras dan pemerkosaan menjadi bukti adanya degradasi moral. Dalam hal ini salah satu pelakunya adalah generas muda. Degradasi moral yang terjadi dapat menghambat kemajuan bangsa dan negara. Dengan demikian pentingnya peningkatan pendidikan karakter agar dapat menghasilkan pemuda yang berakhlak dan berilmu pengetahuan yang sesuai dengan agama dan pancasila.

        Mewujudkan generasi emas Indonesia agar dapat mencapai kemajuan bangsa dan negara dapat diaplikasikan melalui pendidikan karakter. Membentuk karakter individu juga berarti membentuk karakter bangsa. Penerapan pendidikan karakter yang perlu diwujudkan oleh PPP sebagai bentuk pengabdian kepada negara adalah melalui pendidikan karakter berbasis islami dan pendekatan alam. Sebagai resolusi PPP menuju usia setengah abad, maka hal baru perlu dilakukan, diantaranya penerapan konsep pendidikan informal tersebut. Konsep pendidikan ini dapat diterapakan pada anak jalanan. Dalam hal ini subjek yang menjadi target adalah generasi muda khususnya anak jalanan.

        Degradasi moral yang terjadi di Indonesia termasuk masalah penting yang perlu diperbaiki untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Pendekatan islami yang dimaksud adalah dengan mendirikan pesantren anak jalanan. Pesantren ini dibentuk dengan tujuan untuk memberikan edukasi bagi mereka. Seperti yang kita ketahui bahwa rata-rata mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses pendidikan, baik formal maupun informal.

      Anak jalanan merupakan generasi bangsa yang harus diberdayakan untuk menjadi lebih berkembang dan berkualitas dengan menggali potensi yang dimilikinya. Konsep pembangunan pesantren ini adalah adanya sistem pendidikan formal dan informal. Dimana pendidikan formal yang dimaksud wajib belajar 9 tahun dengan menekankan konsep cinta dan bangga terhadap pancasila dan negara. Sedangkan pendidikan informal melaui pendidikan pesantren dan pendekatan alam melalui konsep permaculture system.

        Pendidikan pesantren dilakukan dengan menjalankan kegiatan rutin kajian berbasis islami. Kegiatan tersebut seperti halnya yang dilakukan pesantren pada umumnya. Mengaji kitab, tadarrus Al Quran, sholawatan, berjanzi, tahlil, sholat berjamaah, hafalan Al Quran dan kegiatan islami lainnya. Diharapakan dengan adanya kegiatan tersebut dapat mendekatkan hubungan manusia dengan Tuhannya. Selain kegiatan berbasis islami, kegiatan lainnya adalah melalui konsep permaculure system. Permaculture system adalah konsep yang menjaga integritas harmonisasi antara alam dan manusia yang bersifat permanen (Bonita, Abraham dan Ali, 2014). Melalui sistem ini kita dapat belajar mengenai pentingnya saling hidup antar manusia dan alam. Manusia sebagai khalifah di muka bumi yang harus memegang tanggung jawab dalam mengelola dan menjaga keseimbangan alam.

        Penerapan permaculture system dilakukan melalui konsep pertanian terintegrasi dan berkelanjutan yang diterapkan di lingkungan pondok pesantren. Pertanian ini terintegrasi dengan peternakan, perikanan dan sumberdaya alam lainnya. Sistem ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi di pesantren dengan memanfaatkan pertanian serta sumberdaya alam yang ada. Menerapkan pertanian yang terintegrasi dengan peternakan sapi, kambing dan ayam serta dengan perikanan budidaya lele dan nila. Sistem ini menggunakan konsep zero waste, sehingga setiap limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga pesantren, pertanian, peternakan dan perikanan akan didaur ulang dan digunakan kembali. Seperti contoh memanfaatkan air limbah mandi, cucian dan lainnya untuk diolah kembali menjadi air yang layak untuk pengairan pertanian dan kolam ikan. Memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk pupuk dan biogas. Kotoran kambing dan ayam untuk membuat pupuk organik. Limbah endapan biogas untuk pakan budidaya cacing. Menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan energi listrik melalui panel surya. Menghasilkan produk pertanian organik yang ramah lingkungan.

        Terdapat tiga etika penting dalam permaculture system yaitu care to people. Etika ini mempunyai makna bahwa kita harus peduli dengan sesama manusia. Etika tersebut juga memperhatikan konsep berkelanjutan, yang mana generasi seterusnya masih dapat menikmati kekayaan sumberdaya alam yang ada (keberlanjutan). Etika yang kedua adalah care to earth yang makananya peduli terhadap bumi. Sebagai manusia yang menikmati hasil kekayaan yang disediakan oleh alam, sudah seharusnya kita dapat memberikan timbal balik kepada alam juga. Alam menyediakan hasil kekayaanya dan sebaliknya kita harus mampu menjaga kelesetariannya. Dengan demikian sumberdaya alam tersebut dapat digunakan secara berkelanjutan. Melalui etika tersebut maka kita harus menjaga hubungan baik dengan lingkungan, agar alam dapat menyediakan dan memberikan hasil kekayaannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Etika yang ketiga yaitu fair and share, maknanya adil dan berbagi. Etika ini mengandung arti bahwa di dalam kehidupan nyata kita harus bersikap adil dan berbagi terhadap sesama. Selama menggunakan sumberdaya yang ada di alam kita harus bijak, adil serta memikirkan generasi berikutnya.

        Selain ketiga etika di atas, terdapat juga prinsip dalam permaculture system yiatu 3P, yang dapat menjadi media pembelajaran bagi generasi muda. Prinsip tersebut hampir serupa dengan tiga etika permakultur. Prinsip Profit adalah cara kita memperoleh nilai ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip yang lainnya. Makananya untuk mendapatkan nilai ekonomi (uang) kita harus melakukan dengan cara yang baik, dengan memperhitungkan dan memikirkan dampak jangka panjang, sehingga generasi selanjutnya masih dapat menikmati hasilnya. People dalam 3P yaitu orang. Artinya dalam menjalankan pembangunan kita harus memperhatikan dan memikirkan kondisi sosial dari orang-orang yang terlibat dan terdampak. Planet, makananya bumi. Merupakan prinsip yang mengedepankan dan mengutamakan sikap peduli terhadap lingkungan alam (bumi). Pembangunan yang dilakukan harus berlandaskan sikap kepedulian terhadap lingkungan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya degradasi lingkungan.

        Terdapat prinsip lain dalam permaculture system yaitu 3S (serasi, seimbang dan selaras) yang termasuk syarat keberlanjutan. Dalam melakukan pembangunan berkelanjutan dan terintegrasi yang dapat digunakan untuk jangka panjang maka dibutuhkan prinsip 3S. Maknanya hal yang akan dilakukan oleh generasi muda harus serasi, seimbang dan selaras agar tercipta keharmonisan dan kesempurnaan dalam pembangunan yang dapat mendukung kemajuan bangsa.

           Kegiatan penerapan permaculture system ini dilakukan di sela-sela kegiatan sekolah dan pondok, sehingga tetap berjalan seimbang antara pendidikan formal dan informal. Penerapan permaculture system dengan benar dan sesuai secara berkelanjutan mampu membentuk karakter individu. Mengingat prinsip dan etika yang terkandung dalam sistem tersebut. Secara tidak sadar, karakter emas akan tumbuh dan melekat dalam kepribadian sseorang sebagai akibat dari kegiatan yang sering dilakukan. Sistem ini mengajarkan bagaimana kita mengelola sumberdaya alam dengan bijak yang mengutamakan keberlanjutan sebagai visinya. Sistem yang mempunyai kebaikan dari setiap aspeknya, mulai dari ekonomi, sosial, agama, budaya dan lainnya. Pendidikan karakter dengan pendekatan berbasis islami dan alam tersebut secara tidak langsung juga mengandung 6 prinsip PPP. Prinsip tersebut diantaranya ibadah; amar ma’ruf nahi munkar; kebenaran, kejujuran dan keadilan; musyawarah; persamaan, kebersamaan dan persatuan; dan istiqomah. Dalam melakukan kegiatan keagaaman pesantren serta permaculture system juga mengaplikasikan keenam prinsip tersebut. Dengan demkian tujuan pembangunan pendidikan karakter ini sesuai dan tidak menyimpang dari visi misi PPP.

     Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai terwujudnya pembentukan karakter emas, maka dapat dilakukan melalui pengembangan sumberdaya manusianya. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan dan mengembangkan sistem pendidikan karakter melalui pendekatan islami dan alam. Pembangunan dan pembentukan yang dilakukan melalui pesantren jalanan dan permaculture system, diharapakan dapat membentuk karakter generasi muda, khususnya anak jalanan untuk menjadi generasi emas Indonesia yang berlandaskan agama dan pancasila. Karakter sumberdaya manusia yang baik akan mampu mendukung terwujudnya bangsa dan negara yang maju, sehingga visi dan misi Indonesia dapat tercapai.


Penulis Opini: DM 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Format Penulisan Laporan PKL/Skripsi

Agribsinis Pangan

Cara Membuat Blog