Bagi, Manfaat dan Tolong

Sejak kecil Orang tuaku selalu menanamkan dan mengajarkan ilmu agama. Termasuk didalamnya Tuhan, kebaikan dan Ilmu. Bagi Kami, agama adalah yang utama. Ana bersyukur terlahir dari keluarga sederhana, namun taat agama. Pertama kali Ana mengenal huruf hijaiyah karena Abiku. Ana mengenal Tuhan sejak dalam kandungan, karena ayat-ayat suciNya selalu terdengar kepadaku.
Ana tumbuh besar dengan lingkungan sekitar yang selalu membuat kami bersyukur. Semua yang terjadi sampai saat ini adalah rencana Tuhanku yang paling sempurna. Nikmat rejeki, kesehatan, kebaikan dan pendidikan yang kuperoleh adalah karena Tuhan. Salah satu makna kebaikan menurut keluarga kami adalah “bermanfaat, berbagi, dan menolong”. Ana selalu berpegang teguh pada makna kebaikan dan ilmu agama yang diajarkan orang tuaku. Ana meyakini bahwa  “sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain”.
Mengenai nikmat, tak terhingga Tuhan berikan kepada kami. Salah satunya adalah nikmat pendidikan yang diberikan Tuhan kepadaku melalui perjalanan dari MI, SMP, SMK sampai S1. Perjalanan pendidikan yang kuperoleh selama ini atas ridho Tuhan, Orang Tua dan Keluargaku. MI, Ana mendapatkan nikmat tambahan dengan selalu menjadi siswi berprestasi. Demikian juga perjalananku ketika SMP, SMK dan S1. Hal yang sama selalu ku dapatkan. Prestasi yang kuharapakan dapat terwujud.
            Ana berfikir bahwa apa yang selama ini diterima adalah karena Tuhan. Setiap perjalananku dalam menempuh pendidikan, tidak lupa makna kebaikan menurut keluargaku Ana terapkan. Bermanfaat, berbagi dan menolong orang adalah menjadi tanggung jawab. Sebagai siswi, berbagi yang kumaksudkan adalah berbagi ilmu. Menolong yang kumaksudkan adalah menolong dalam hal ilmu, demikian juga bermanfaat. Namun, tak lupa juga dalam hal lainnya. Bagiku, berbagi, menolong dan bermanfaat dalam hal apapun adalah kewajiban, layaknya seorang yang berzakat. Semakin banyak kita berbagi, semakin banyak nikmat yang kita peroleh. Semakin banyak kita berbagi ilmu, maka ilmu yang kita peroleh akan semakin berkembang. Sama halnya dengan semakin banyak kita menolong, maka pertolongan yang datang kepada kita juga demikian. Semakin banyak kita bermanfaat, maka semakin banyak pula manfaat yang kita peroleh. Nikmat yang Ana dan keluargaku peroleh selama ini tidak lain adalah apa yang telah kita tanam.
              Sejak duduk di bangku Madrasah, Ana memang menyukai dunia mengajar. Karena itulah dia bercita-cita menjadi seorang Guru. Berawal dari kesenangannya membantu, berbagi dan menebar manfaat bagi teman sekolahnya, keluarganya dan lingkungannya. Dia gemar berbagi ilmu kepada lingkungannya, termasuk teman-temannya. Bahkan hal yang sama dia lakukan hingga SMP, SMK dan belajar di PTN. Ana meyakini bahwa “ilmu yang bermanfaat” adalah salah satu amalan yang tidak terputus meskipun orangnya sudah wafat. Selama menempuh pendidikan sarjana, Ana mengikuti kegiatan sosial, relawan mengajar pesantren, pecinta lingkungan, komunikasi, seni dan menjadi asisten praktikum untuk mengaplikasikan dan membagikan ilmunya. Ana juga mengaplikasikan pengetahuannya melalui tulisan yang bisa dibaca orang lain. Orang-orang di sekitarnya memperlakukan Ana dengan baik, demikian pula Ana.
Hampir semua yang menjadi harapan Ana terwujud, karena dia percaya Tuhan menyayanginya. Berbagi, menolong dan bermanfaat dalam hal kebaikan adalah kunci dan landasannya. Kebaikan tersebut dapat berupa sedekah yang bisa disalurkan melalui dompetdhuafa.org. Oleh karenanya, tanamlah kebaikan dalam hal apapun sebanyak-banyaknya. Sebagaimana Nabi bersabda “Kullu ma’rufin shodaqoh” yang artinya setiap kebaikan adalah shodaqoh.
         
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

by: mubarok

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Format Penulisan Laporan PKL/Skripsi

Agribsinis Pangan

Cara Membuat Blog