Gagasan Part 2
TERWUJUDNYA
VISI INDONESIA EMAS 2045 MELALUI PENDIDIKAN CERDAS BERKARAKTER (PCB)
BERLANDASKAN AGAMA, PANCASILA, HUKUM DAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA
Pendidikan merupakan
satu diantara pilar yang dapat menentukan kemajuan suatu negara. Sektor ini menentukan
arah perkembangan sumberdaya manusia sekarang dan ke depannya. Pendidikan
menjadi garda depan yang mengindikasikan wajah dan penampilan sumberdaya
manusia. Dengan demikian pendidikan menjadi sangat penting untuk dikelola dan
dikembangkan dengan perhatian khusus dan serius.
Menurut
perspektif ekonomi, sosial, budaya dan politik, pendidikan harus mampu
mengembangkan kapasitas individu untuk menjadi warga negara yang baik, yang
mempunyai kesadaran akan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam
jangka panjang, pendidikan dapat menghasilkan masyarakat terpelajar dan
berpendidikan yang membentuk criticall
mass (Suryana, 2013). Salah satu bentuk pendidikan yang dapat mewujudkan
terbentuknya generasi emas Indonesia adalah melalui pendidikan karakter.
Karakter
menjadi dasar dalam berkembang dan majunya sumberdaya manusia. Karakter yang
baik akan menghasilkan SDM yang baik dan sebaliknya. Menurut Zubaedi (2011)
pendidikan karakter merupakan upaya penanaman kecerdasan dalam berfikir, penghayatan
dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan
Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya. Tujuan dari adanya
pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan teknologi yang semuanya dijiwai oleh
iman dan takwa kepada tuhan yang maha esa berdasarkan pancasila (Fakrur, 2012).
Pendidikan
karakter menjadi sangat penting keberadaanya. Hal ini dikarenakan terdapat
berbagai permasalahan yang dilatarbelakangi oleh karakter. Bentuk permasalahan
yang terjadi saat ini yaitu adanya degradasi moral. Bukti dari adanya degradasi
moral yaitu maraknya pergaulan bebas, seks bebas, narkoba, perkelahian,
pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, clubbing, tawuran antar pelajar, fitnah,
mabuk-mabukan, kecanduan gadget dan tindakan kriminal lainnya. Hal tersebut dapat
menghambat kemajuan bangsa dan negara. Dengan demikian pentingnya penguatan
pendidikan karakter sebagai dasar dalam menjalani kehidupan.
Tujuan
penulisan esai ini adalah untuk menunjukkan bahwa pendidikan karakter merupakan
unsur penting yang harus diprioritaskan dalam pengembangan SDM unggul dan maju.
Melalui program Pendidikan Cerdas Berkarakter (PCB) yang penulis usulkan,
diharapkan dapat menjadi ide dan gagasan untuk mengembangkan pendidikan di
Indonesia khususnya berkaitan dengan pembentukan karakter yang berlandaskan
agama, pancasila, hukum dan nilai-nilai budaya bangsa. Penulis berharap adanya
ide dan gagasan ini dapat membantu mewujudkan visi Indonesia emas 2045 melalui
aspek pembangunan SDM.
Permasalahan
yang terjadi saat ini adalah adanya degradasi moral. Dimana, degradasi moral
merupakan perisitiwa yang terjadi dikarenakan krisis moral, etika dan karakter
yang ada pada setiap individu. Peristiwa ini berkaitan dengan kualitas pendidikan
yang diperoleh. Pendidikan dengan kualitas yang baik juga harus memperhatikan
aspek afektif dan psikomotorik sehingga tidak cenderung berfokus pada aspek
kognitif. Memperdalam kecerdasan spiritual (SQ) dan emosional (EQ) juga penting
dilakukan untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang baik, sehingga tidak hanya
berfokus pada kecerdasan intelektual (IQ). Kurangnya dasar pendidikan karakter
yang kuat juga dapat menjadi penyebab terjadinya krisis moral, etika dan
karakter. Dasar pendidikan karakter seharusnya sudah diperoleh sejak kecil
berada di lingkungan keluarga. Dengan demikian, perisitiwa pergaulan bebas,
seks bebas, narkoba, pemerkosaan, pencurian, pembunuhan, clubbing, tawuran
antar pelajar, mabuk-mabukan, kecanduan gadget dan tindakan kriminal lainnya
menjadi marak terjadi.
Berdasarkan
permasalahan tersebut, penulis mempunyai gagasan berupa program Pendidikan
Cerdas Berkarakter (PCB). Program ini bertujuan untuk membentuk karakter anak
didik menjadi lebih baik dalam persepektif agama dengan berlandaskan hukum,
pancasila dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Diharapkan dengan adanya gagasan
ini, generasi bangsa dapat menjadi insan yang cerdas dan berkarakter sehingga
dapat membangun bangsa dan negara menjadi lebih maju.
Gambaran
dari program PCB ini adalah tebentuknya lembaga pendidikan, dimana didalamnya
terdapat pendidikan formal dan informal. Jenjang pendidikan formal dari PG/TK –
Perguruan Tinggi, sementara informalnya adalah pendidikan berbasis pesantren. Pendidikan
berbasis pesantren dalam hal ini tidak hanya identik dan mengacu pada Agama
Islam, namun untuk semua agama. Pesantren yang dibentuk terdiri dari pesantren
Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Satu lembaga
pendidikan mempunyai 6 pesantren beda agama yang berdampingan satu sama lain. Selama
menempuh pendidikan pesantren, santri akan mendapatkan pendidikan sesuai dengan
agama masing-masing. Adanya pesantren beda agama dalam satu lembaga, diharapkan
dapat menumbuhkan sikap saling rukun, menghargai, toleransi, tenggang rasa dan
persatuan bangsa.
Pembentukan
karakter berlandaskan agama, pancasila, hukum dan budaya bangsa dapat terwujud
melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama berada di pesantren. Seperti
halnya kegiatan keagamaan yang dilakukan setuap hari. Adanya kegiatan keagamaan
tersebut dapat membentuk karakter emosional dan spritual yang dekat dengan
Tuhannya, sehingga potensi untuk melakukan tindakan yang dilarang agama maupun
secara hukum dapat minim dilakukan. Kehidupan pesantren yang mewajibkan
santrinya untuk berbagi kamar tidur dapat membentuk karakter untuk bisa bekerjasama,
toleransi, menghargai, saling membantu, rukun dan komunikasi. Kegiatan lain
yang dapat membentuk karakter adalah piket bersama (ro’an), olahraga bersama, serta kegiatan untuk mengasah
ketrampilan seperti kesenian rabana, da’i, kaligrafi, wayang, dan lainnya.
Kegiatan peringatan hari besar Agama yang didesain berdasarkan budaya bangsa juga
dapat membentuk karakter santri untuk dapat bekerjasama, saling membantu,
toleransi, tanggung jawab, kretaif, terampil, inovatif, visioner dan lainnya. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di pesantren dapat membangunkan dan meningkatkan kecerdasan
afektif, psikomotorik dan kognitif. Banyaknya kegiatan pesantren yang didesain
menyenangkan, namun mempunyai nilai dan makna yang baik dalam segi agama,
hukum, pancasila dan budaya bangsa dapat membentuk karakter santri sehingga
cenderung melakukan hal positif.
Pendidikan
formal yang terdapat dalam PCB ini didesain dengan menyeimbangkan pendidikan
karakter dengan pendidikan pengetahuan umum. Tingkat pendidikan PG/TK sampai SD
sederajat, peserta didik akan mendapatkan pendidikan berbasis karakter sebesar
60% dan 40% lainnya untuk pengetahuan umum. Rentang usia yang masih kecil
menjadi pilihan yang terbaik untuk membentuk karakter anak sejak dini. Program
yang dilakukan adalah pembelajaran dengan basis permaculture system. Kombinasi antara pembelajaran pengetahuan umum
dengan permculture system akan
menjadi kombinasi yang cocok untuk membentuk insan yang cerdas berkarakter. Sistem
ini mengandung 3 etika yaitu care to
people, care to earth, dan fair and share. Selain itu dalam sistem
ini juga terdapat 3 prinsip yaitu profit,
people dan planet serta harus
memperhatikan aspek 3S (selaras, seimbang dan serasi). Selain itu penerapan
sistem ini juga mengacu pada nilai-nilai keagamaan.
Tingkat
pendidikan SMP sederajat, peserta didik akan mendapatkan pendidikan berbasis
karakter 50% dan 50% lainnya untuk pengetahuan umum. Peserta didik akan
diarahkan untuk melihat ke minat dan bakat. Pendidikan karakter dan pengetahuan
umum yang diperoleh akan membentuk ke arah minat dan bakat peserta didik. Program
yang dilakukan adalah lanjutan dari jenjang sebelumnya, namun ditambah dengan
pembentukan pribadi yang termotivasi, visioner dan inovatif. Salah satunya
dilakukan dengan mengikuti dan mengadakan kegiatan ekstra, lomba, event sosial,
lingkungan, ekonomi dan budaya.
Tingkatan
pendidikan SMA sederajat, peserta didik akan mendapatkan pendidikan berbasis
karakter 30% dan 70% lainnya untuk pengetahuan umum. Peserta didik akan lebih
fokus dalam bidang yang menjadi minat dan bakat. Program yang dilakukan sama
dengan program pada jenjang sebelumnya, namun tahapan ini peserta didik akan
lebih berkembang dan maju dengan pengetahuan yang diperoleh. Peserta didik akan
melanjutkan program kombinasi permaculture
system dengan pengetahuan umum, lebih banyak mengikuti dan mengadakan
kompetisi, event sosial, lingkungan, ekonomi, budaya dan politik. Tingkat
pengorbanan yang dilakukan akan lebih tinggi dari sebelumnya, sehingga peserta
didik dituntut untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah serta mencoba
memberikan solusi.
Tingkatan
Perguruan Tinggi, peserta didik akan berfokus pada bidang yang telah mereka
tekuni selama jenjang sebelumnya. Peserta didik tidak hanya mendapatkan
pendidikan karakter dan pengetahuan umum, namun dituntut untul lebih melakukan
pembuktian atau wujud nyata. Peserta didik diharuskan untuk membantu
menyelesaikan permaslahan yang ada di lingkungan sekitar dengan memberikan
solusi terbaik. Tahapan ini, peserta didik dapat menjadi contoh yang baik bagi
generasi sebelumnya serta bagi sesama. Program yang dilakukan dalam jenjang ini
sama dengan sebelumnya yaitu dengan tetap mengkombinasikan permaculture system dengan pembelajaran pengetahuan umum, mengikuti
dan mengadakan kegiatan sosial, ekonomi, lingkungan, politik dan budaya serta
menciptakan program inovatif dan kreatif yang dapat bermanfaat bagi lingkungan
sekitar. Penerapan program dari PG/TK – Perguruan Tinggi ini tetap berlandaskan agama, pancasila,
hukum dan nilai-nilai budaya bangsa.
Dengan
demikian, dengan adanya program PCB yang diusulkan oleh penulis diharapkan
dapat menjadi ide dan gagasan yang dapat diaplikasikan di Indonesia. Sistem
pendidikan dengan program-program tersebut dapat mengembangkan kecerdasan
emosional, spiritual serta aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Melalui
aspek-aspek tersebut dapat membentuk generasi cerdas yang berkarakter dengan
berlandaskan agama, hukum, pancasila dan budaya bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Fakrur
Rozi. 2012. Model Pendidikan Karakter dan
Moralitas Siswa di Sekolah Islam Modern (Studi pada SMP Pondok Pesantren
Selamat Kendal). Semarang: IAIN
Walisongo.
Zubaedi.
2011. Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Marveolus
BalasHapusPokies Casino Review 2021 - KOMA Casino Guru
BalasHapusPokies Casino 서귀포 출장마사지 is an online gambling platform 다파벳 that has been providing reliable 보령 출장안마 and legal options to 경산 출장마사지 punters for over a hundred years. 당진 출장샵